Selasa, 15 April 2008

Gus Dur Sebut SBY-JK Rusak PKB

JAKARTA----Pernyata an mengejutkan kembali dilontarkan Ketua Dewan Syuro PKB Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur. Saat ditanya wartawan perihal konflik internal yang terjadi di partainya, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Gus Dur secara terang- terangan menuding ada keterlibatan dari pihak luar. "Kan ada orang luar. Muhaimin (Ketua Dewan Tanfidz PKB Muhaimin Iskandar) itu hanya alat," ujar Gus Dur dalam jumpa pers di Kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta, Selasa (15/4).


Bahkan, Gus Dur dengan tegas menyebut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) sebagai sumber konflik di partai besutannya. Orang nomor satu dan dua di republik itu dituding sebagai orang luar yang dianggap tengah berupaya menrusak PKB. "SBY dan JK orangnya! Mau apa?" ujar Gus Dur saat menjawab pertanyaan mengapa PKB setiap menjelang Pemilu selalu ribut.
Sebelumnya, memang sempat beredar kabar bahwa alasan pemecatan Muhaimin dikarenakan Wakil Ketua DPR RI itu terlalu dekat dengan pihak istana. Namun, saat ditanya kebenaran apakah alasan pemecatan Muhaimin itu karena terlalu dekat dengan istana, Gus Dur mengelak.

"Nggak begitu. Keputusan kan di dalam rapat, itu karena dia melanggar. Itu anak buahnya sendiri yang usul supaya Muhaimin itu mengundurkan diri. Pada rapat dia mau mundur, belakangan dia nggak mau. Pimpinan parpol kok begitu," sambung mantan presiden ini.

Gus Dur juga menegaskan bahwa pemecatan yang dilakukan Muhaimin kepada putrinya, Yenny Wahid dari posisi Sekjen sangat tidak berdasar. "Nggak bisa. Pemecatan itu hanya bisa oleh Majelis Syuro, ada sidang gabungan yang menetap soal hukumannya seorang. Kalau Muhaimin gak ngerti begini yah sudha kebangetan," sebut Gus Dur.

Sementara itu, menanggapi usulan dilakukannya islah antara dirinya dengan Muhaimin, Gus Dur dengan tegas menolaknya. Ia mengatakan, dirinya pernah didorong oleh salah stau Ketua PBNU, Masdar FM untuk segera melakukan islah dengan keponakannya itu. Namun, bagi Gus Dur, Islah itu ada dua macam. Pertama, sekadar memaafkan dan membina silaturrahmi.

"Itu sudah saya jalankan dari dulu. Yang kedua, mendudukkan orang yang tidak jujur sebagai pengurus partai, nah itu yang saya tidak mau, dan muhaimin termasuk mereka," sambun Gus Dur.(ded/tribun)

Tidak ada komentar: